MENGGAPAI
LANGIT JAWA
"About hiking we are
newbie, but about spirit we are the man" hehehe
Yap,
kalimat diatas bisalah menggambarkan saya dan 5 teman saya untuk pertama
kalinya naik ke puncak gunung, dan gunung yang kami daki adalah Semeru, di
kawasan taman nasional Bromo tengger Jawa timur.
Kebetulan
libur gak ada kerjaan disini saya sempatkan untuk bercerita tentang pendakian
kami ke semeru
Awal
pertama kuliah di Surabaya saya sudah mengetahui keindahan gunung semeru dan
gunung bromo, dan sangat ingin mendakinya, tapi di tahun pertama, karena
kurangnya persiapan dan pengalaman yang kesampaian cuma bisa mendaki bromo,
itupun naik motor bareng teman teman kampus, akhirnya di tahun kedua inilah
keinginan mendaki gunung semeru terwujud.
Tiga
bulan sebelum pendakian saya sudah menetapkan rencana, bila akhir semester perkuliahan
harus mendaki semeru, kemudian saya bilang sama teman teman, ada yang bilang
ayo dengan semangat, ada yang mikir-mikir dulu, ada yang bingung, ada yang
terkejut, ada yang pingsan dan ada yang pura- pura mati, pokoknya masih gak jelas dah, tapi ya saya
pikir ya wajar, tidak apa apalah hanya sebatas wacanan saja.
Kemudian
sebulan sebelum pendakian saya kembali mengingatkan kepada teman teman tentang
pendakian semeru ini, dan tampaklah beberapa orang yang mulai tampak serius
pengen ikut, dan saya mendapatkan 5 org teman, akhirnya kami total 6 orang
dengan saya.
Tetapi ada kendala, dari
kami berenam semuanya pendaki newbie(pemula), apalagi gunung semeru belum ada
satu pun yang pernah, sial!!, tapi itu tak memupuskan niat saya untuk naik
semeru, kemudian saya memutuskan untuk mempelajari Gunung semeru lebih dalam
dahulu dengan modal bertanya tanya dengan teman yang sudah pernah naik,
googling di internet, dan bertanya ke forum forum backpacker di Surabaya, akhirnya
saya sedikit tahu banyak tentang semeru, yang saya ingin saya ketahui adalah
keamanan dan keselamatan, hal paling vital menurut saya, soalnya kami semua
pendaki pemula, apalagi sewaktu searching di internet sudah banyak kasus
terjadi digunung semeru, yang terakhir adalah kasus andika mahasiswa UGM tahun
2008 yang tewas masuk ke jurang karena terkena badai pasir sewaktu turun dari
puncak mahameru, jurang yang sering di sebut pendaki semeru dengan sebutan
“blank75”, dan banyak kasus lagi seperti hipotermia, gas beracun, hilang dan
lain lain.Tetapi ini tidak semua saya ceritakan sama teman teman sewaktu
persiapan berangkat, saya takut malah ciut dan kepikiran terus, pokoknya maju
teruslah, in God we trust.
Seminggu
sebelum berangkat dimulailah iuran untuk melengkapi peralatan umum seperti
tenda, makanan, dan lain lain, untuk peralatan khusus diurus masing masing yang
sudah terlebih dahulu saya serahkan list nya ke teman teman seperti, carrier,
sepatu, sleeping bag, had lamp dan lain lain.
Setelah
semua fix, hari keberangkatan pun tiba selasa 9 juli 2013 pukul 18:00 kami
semua berangkat start dari kost saya, dengan terlebih dahulu doa bersama,
pokoknya dari awal sampai akhir perjalan setiap destinasi yang kami singgahi
lalui kami awali dengan doa, karena menurut kami penuntun kami selain
pengetahuan kami sendiri adalah Tuhan kami. Makan malam kemudian berangkat
menuju terminal bungurasih Surabaya, dari sana naik bis menuju terminal ajosari
Malang. Sampainya di malang kami nyari angkot menuju pasar tumpang, tepat jam
12 malam kami sampai di pasar tumpang, jalanan mulai sepi, gerimis dan dingin,
kami tak dapat penginapan, akhirnya saya putuskan dengan teman teman untuk ngemper
saja, di depan sebuah toko dekat pasar tumpang tersebut, kebetulan karena kita
semua cowok ya setuju setuju aja, lagian saya berpikir ya kita backpacker
dengan modal tipis ya harus gini hehe, dengan cuaca dingin Malang dan tempat
seadanya hanya beralaskan plastik polybag dan matras tipis, kami mulai tidur
meskipun kurang nyenyaklah, tapi hal hal seperti inilah yang mungkin bisa
diingat nantinya heheh
Jam
4 pagi saya kemudian membangunkan teman teman untuk makan pagi sebelum
berangkat ke desa Ranu pani desa terakhir sebelum naik ke semeru, meskipun hari
itu sudah mulai bulan puasa untung saja ada warung yang buka di sudut pasar
tumpang, setelah makan kami kemudian mencari cari truk yang mau naik kedea Ranu
pani, karena biasanya selalu ada truk yang kesana untuk mengangkut hasil kebun
dari sana, kalau naik artop ongkosnya agak mahal, setelah menunggu lama
ketemulah truk yang kami tunggu kira
kira jam 9 pagi, tawar menawar akirnya supirnya setuju kami pun naik ke truk
dan berangkat ke desa Ranu pani,
|
narsis dulu sebelum berangkat heheh :) |
di perjalanan sebelum sampai ke desa Ranu pani
kami sudah di sajikan pemandangan pemandangan gunung semeru yang memukau,
perkebunan dan tebing tebing bukit dan hamparan savana tersaji di depan mata
kami, sungguh ciptaan Tuhan yang patut disyukuri, selama ini saya hanya melihat
tempat tempat seperti itu di TV dan film film, keren dah pokoknya
Setelah
3 jam perjalanan sampailah kami didesa Ranu pani yang dingin dan hijau tepat di
depan kantor resort Ranu pani tempat para pendaki mengurus perizinan sebelum
pendakian,
|
Resort Ranu pani |
disana kami langsung disambut seorang penjaga resort tersebut yang
juga sebagai porter gunung tersebut, dia memanggil kami dengan logat batak,
kami semua terkejut, kemudian saya bertanya, “pak orang batak juga ya?”, “oh
iya, saya marga sinambela” sahutnya, kemudian kami saling kenalan sama bapak
itu, kami pun lansung cukup akrab dengan bapak itu, dia sudah lama disana
sebagai penjaga gunung itu, bahkan dia ada 100an kali naik turun gunung itu,
sembari mengurus surat perizinan di resort itu kami pun bertanya-tanya dengan
bapak itu, tidak banyak yg iya beri tahu, yang penting mendaki dengan niat yang
baik, dan utamakan keselamatan katanya, kami semua langsung
mengiyakan.
|
mengurus surat perzinan |
Ada
beberapa hal yang saya tanda tangani disana, seperti perizinan, kesiapan alat dan
surat pernyataan untuk bertanggung jawab atas keselamatan tim, semuanya saya
tanda tangani pakai materai.
Setelah
mengurus surat perizinan selesai, kami bersiap naik dengan briefing dan doa
terlebih dahulu, saya jelaskan track nya ke teman teman dan memastikan tiap
personil dan alat-alat kita siap, setelah itu kami pun mulai naik menuju camp
pertama yaitu Ranu kumbolo tepat pukul 11:30 wib.
|
Start pendakian |
Pendakian
menuju Ranu kombolo sebenarnya tidak terlalu curam landai hanya beberapa titik
yang agak curam, udara lembab dan kadang kabut mengiringi perjalanan kami
semakin jauh kami berjalanan suhu semakin dingin, jalan setapak yang awalnya
lebar dan kering, mulai sempit dan becek berair, beberapa kali kami istirahat,
minum dan memakan beberapa coklat sebagai tambahan tenaga, ada 4 post yang kami
lalui dimana di tiap pos kami istirahat, kami makan siang di post 2 dengan
bekal yang sudah kami bungkus dari pasar tumpang, setelah kami berjalan
melewati setapak yang sangat melelahkan sekitar 4 jam perjalanan pukul 15:30 wib dari kejauhan
kami melihat danau biru yang amat luas, ya itu lah Ranu kumbolo,
|
Ranu kumbolo tampak dari kejauhan |
dengan
semangat yang tersisa kami mempercepat langkah dan semakin terlihatlah dari
atas bukit keindahan Ranu kombolo, thanks God!, kami berjalan terus akhirnya
sampailah di pinggir danau itu,
|
Ranu kumbolo |
ada sebuah rumah kecil di tempat itu, untuk
para porter dan pendaki untuk istirahat, entah nasib apa yang ada pada kami,
sesampinya di pondok itu hujan langsung mengguyur, saya langsung mengatakan
kepada teman teman, “ haha tepat sekali kita sampainya, coba waktu diperjanan
hujan, bisa agak repotkan”, kerena kodisi pondok itu yang sepi, hanya ada 4
group pendaki disana, kami memutuskan untuk tidur didalam saja tanpa membuat
tenda diluar. Akhirnya kami membongkar barang barang kami didalam rumah itu,
suhu saat itu sangat dingin sekitar 4 atau 5 derajatlah wuih sampai sampai
beberapa teman lansung memakai sleeping bag dan selimut untuk berbaring,
awalnya saya juga kuatir dengan teman teman, karena baru pertama kali mereka
merasakan dingin seperti itu, tiga teman teman langsung tepar kerena capek dan
dingin dan dua lagi bersama dengan saya bersantai dahulu dengan pendaki lain
sembari bertanya-tanya dengan mereka tentang pendakian selanjutnya, dan
kebetulan disana ada seorang porter yang beristirahat mencari bibit cemara
sambil membakar kayu kering untuk memanaskan badan, kami kemudian menghampiri
bapak itu, orangnya ramah, ia bercerita panjang tentang gunung semeru itu
kepada kami,yah lumayanlah sedikit menambah pengetahuan kami.
Pukul
18:00 saya membangunkan teman teman yang tadi isitrahat untuk persiapan makan
malam, kompor kecil dan logistic yang apa adanya sudah begitu istimewa saat itu,
setelah makan kami pun istirahat dirumah itu, dingin yang menusuk sampai ke
tulang diiringi gerimis malam itu, bila berbicara atau bernafas seperti mengunyah
asap, itu uap air yang dingin keluar dari mulut, saya sudah memakai jaket
tebal, ditambah sleeping bed masih tetap dingin, akhirnya sebagian dari kami
susah tidur termasuk saya
Pagi
sekitar pukul lima pagi saya memutuskan untuk keluar melihat danau,
pemandangannya ajib abisss, gunung yang memotong cahaya sunrise memmbentuk siluet/banyangan
yang terpantul ke danau, suasanan tenang dan damai, dan udara gunung yang sejuk,
keren dah pokoknya
|
Ranu kumbolo di pagi hari |
Pukul
6 pagi saya membangukan teman teman untuk makan pagi, dan cahaya matahari mulai
tampak membuat badan sedikit hangat meskipun kabut masih sering muncul, setelah
makan, kami persiapan, packing perlengkapan untuk berangkat ke kalimati, lembah
terakhir sebelum menuju puncak mahameru. Perlengakapan beres tidak lupa
persedian air yang kami ambil dari danau ranu kuombolo, kami pun berangkat, diawal
perjalanan kami langsung disambut bukit kecil nan curam yang sering disebut
pendaki sebagai tanjakan cinta,
|
Tanjakan cinta |
karena mitosnya siapa yang mendaki bukit itu tanpa
berbicara sepata kata pun dan tidak melihat ke belakang maka harapan cintanya
akan terwujud, entah dari mana awalnya mtios itu, kami pun mulai mendaki bukit
itu, dan ternyata oh ternyata, dengkul sampe mimisan dan pinggang terserang
migran, sambil membawa tas yang cukup berat, capek sangat coy!, ada sekitar 20
menit untuk sampe puncak, sampai di puncak kami istrirahat sebentar meminum
madu dan memakan coklat, jalan yang akan kami lalui pun mulai tampak datar dan
landai, setelah istirahat kami berjalan menuju “Oro oro ombo” sebuah tempat
padang savanna yang ditumbuhi ribuan bunga berwarna ungu, kata teman teman itu
lavender tetapi melihat bentuknya sepertinya bukan, entah jenis bunga apa itu,
spot yang sangat bagus untuk foto foto, sekali lagi ini sajian pemandangan
semeru yang lumayan keren,
|
Oro oro ombo |
kemudian kami berjalan terus menuju cemoro kandang,
sesuai namanya disini memang banyak pepohonan cemara dibiarkan tumbuh liar tak
boleh ditebang, kami berjalan terus dengan beberapa kali istirahat, di tengah
perjalan kami bertemu beberapa pendaki yang mau turun salah satunya adalah
beberapa orang bule, asal Perancis dan Spanyol, mereka sangat ramah, kami pun
tak melewatkan kesempatan itu untuk ngobrol ngobrol sebentar sambil
beristirahat, kebetulan di group kami ini ada yang sedikit lancar berbahasa
inggris, mereka menyambut kami dengan baik juga, tidak lupa kami juga berfoto
bersama heheh.
|
hehehe:) |
Setelah beberapa kali foto kami memutuskan pamit untuk
melanjutkan perjalanan menuju Kalimati, sedikit dakian dan beberapa turunan
masih kami lalui, entah sudah berapa kali kami istirahat, suhu semakin dingin
dan kabut setiap menit, yang terpikir di benak kami jalan trosss! Jalan dan
berjalan trus sekitar pukul 12 siang tampak dari kejauhan sebuah rumah seperti
di ranu kumbolo dan ada plangkat bertuliskan selamat datang di Kalimati, lelah
dan puas pun mulai tampak, kami sampai dirumah itu, karena pendaki sepi hanya
ada tiga grup pendaki disana, ada ruang kosong dirumah itu yang kami manfaatkan
sebagai tempat barang dan dapur darurat, beruntung sekali, kami pasang tenda di
terasnya, dan kebetulan lagi, sesampainya kami dirumah itu langsung hujan
mengguyur, ini keberuntungan kedua setelah di Ranu kumbolo.
|
camp di Kalimati |
Karena sudah lapar
dan dingin kami pun bersiap makan siang, membagi tugas, sebagian mencari air, yang
jaraknya 2 km lagi dari camp, sebagian mencari kayu, dan sebagian lagi
mempersiapkan makan siang, setelah semua sudah berkumpul lagi dan makan siang
sudah dihidangkan, kami pun makan siang mengisi perut dan mengganti lelah kami
dalam perjalanan, setelah makan beberapa teman lansung beristirahat di tenda,
sedangkan saya dan beberapa teman lainnya memutuskan untuk membakar kayu
memanaskan badan sambil minum teh dan ngobrol ngobrol, kata pendaki lain puncak
gunung semeru sudah tampak dari Kalimati, tapi saat itu tidak bisa kami lihat,
karena jarak pandang hanya beberapa meter saja, karena kabutnya cukup pekat,
kami hanya mengira ngira, main feeling aja dah hahah
Sepanjang
siang sampai sore kami hanya ngobrol ngobrol dekat api, yang memang sudah
sangat dekat dengan api masih terasa dingin, tak terasa malam menjelang, kami
pun makan malam yang sudah dari sore kami persiapkan, hujan terus mengguyur,
suhu semakin dingin dimalam hari. Setelah makan, kami pun persiapan menunggu
sampai jam 11 malam untuk berangkat menuju puncak Mahameru, sebagian teman
memutuskan untuk tidur terlebih dahulu menunggu jam 11, sedangkan saya dengan
teman lainnya masih bersantai santai dekat api menghangatkan badan, hujan terus
mengguyur sampai sampai ada wacana kalau hujan terus mengguyur kita tak jadi
berangkat ke puncak, sampai jam 10 malam masih terus mengguyur sampai beberapa
saat kemudian mulai reda, sedikit demi sedikit kabut mulai hilang meskipun
puncak belum keliatan, satu persatu bintang mulai tampak, kami terus menunggu
sampai langit benar benar cerah saat itu, bintang bnitang mulai tampak ramai
dilangit, senyum pun mulai tampak di wajah kami, kita bersiap siap berangkat
menuju puncak jeng… jeng.. jeng…
Kami membawa satu tas
kecil berisi 3 botol air dan beberapa snack, yang jadi berangkat ke puncak
hanya 4 orang bersama saya, sedangkan 2 lainnya memutuskan tinggal karena
kelelahan dan kedinginan, lebih baik seperti itu dari pada dipaksakan bisa
bahaya, tidak lupa perlengkapan paling penting headlamp, pakaian tebal dan
sarung tangan, serta topi kupluk karena saat itu benar benar dingin, tepat jam
sebelas kami start dari camp Kalimati menuju puncak, dengan terlebih dahulu
berdoa agar sampai dan kembali dengan selamat, kami berjalan 1 garis kebelakang
saya yang ada di depan dan ketiga teman lainya mengikuti di belakang 100 meter
pertama masih datar dan landai setelah itu, mulai lah tanjakan tanjakan curam,
jalan setapak yang sedikit licin sehabis hujan, dingin semakin menusuk dan bila
bernafas seprtinya oksigen yang kita hirup kurang banyak yang masuk, udaranya
semakin tipis, semakin naik semakin lelah terus mendaki sampai beberapa kali kami
istirahat dengan meneguk air sedikit demi sedikit, memakan coklat sebagai
penambah tenaga, track yang kami lalui masih setapak kecil dengan kiri kanan
masih pepohonan, malam yang sepi kebetulan, cuma kami yang mendaki saat itu,
biasanya ramai, karena bulan puasa pendaki sepi benar benar nekad hahah, kami
pun berjalan terus sampai ke camp arcopodo sekitar pukul 1 pagi, kami
beristirahat sebentar, disitulah kami melihat monument kecil pertama memorial
seseorang yang telah meninggal sewaktu
menuju puncak, itu sebagai tanda kepada para pendaki untuk semakin berhati hati
menuju puncak, dan sebagai peringatan untuk selalu dekatkan diri dengan TUhan
sewaktu mendaki, dan kita harus respect kepada para pendaki yang tak mampu
sampi puncak dan kembali pulang, setelah istirahat beberapa menit kami terus
naik, lelah semakin memuncak hanya berjalan 15 sampai 20 langkah kami istrahat,
kami semakin ke atas, kami menemukan puluhan monument memorial peringatan
lagi,entah sudah berapa kali kami istirahat, persediaan air semakin menipis,
tepaksa kami hanya minum seteguk seteguk saja, belum lagi semakin ke atas
semakin dingin, dalam hati kami hanya berdoa masing masing, tepal pukul 2 pagi
kami sampai di Cemoro tunggal, tempat terakhir yang ditumbuhi tumbuhan atau
vegetasi terakhir, tampaklah lereng dan puncak mahameru yang menjulang tinggi,
ternyata kami masih seperempat jalan, disinilah mulai pendakian terberat dari
pada semua pendakian dari awal perjalanan, lereng yang sebaian besar
berkomposisi pasir dan batu, bila anda melangkah 2 langkah anda akan turun 1
langkah karena longsoran pasir yang ada injak, sungguh membuat stress dan putus
asa, dari pendakian ini saya ada 6 kali merasa putus asa dalam hati, teman
teman juga begitu, tapi dibalik rasa putus asa , lebih besar semangat kami
untuk sampai puncak, karena” bukan puncak gunung tinggi yang akan kau capai,
tetapi puncak dari unsur unsur dirimu yang harus kau taklukkan. Mental sangat
gampang goyah saat itu, hanya 10 langkah saja kami sudah berhenti dan
berisrirahat sekitar dua sampai tiga menit, begitu seterusnya, dan memang benar
kata teman teman pendaki yang sudah pernah kesana, ini gunung PHP (pemberi
harapan palsu), puncaknya sudah kelihatan tapi sewkatu mendaki seperti tak akan
pernah sampai, satu hal juga yang paling berat dari pendakian ini adalah
ngantuk yang sangat-sangat berat, karena udara tipis yang langsung terkena ke
mata, lelah dan dingin, tapi itulah yang harus anda lawan, banyak pendaki yang
tak sanggup naik karena hal itu, karena anda tak akan merasakan hipotermia saat
anda sudah tertidur, bisa bahaya, nyawa tauhannya kami pun salaing mengingatkan
ke teman teman bila ada yang mulai ngantuk , sesekali kami berhenti memandangi langit
yang penuh dengan bintang bintang, banyak sekali bintang bintang yang bergerak
cepat dilangit, seperti komet gitu, tiap menit pasti ada ,sudah seperti di film
film aja, lampu lampu kota mulai tampak memecah kabut dari lereng entah kota
kota apa saja yang kami lihat dari sana, hanya menerka nerka saja. Kami terus
mendaki dengan stamina yang tersisa, terus mendaki, benar benar sepi dan dingin
langkah kami semaki tak beraturan karena lelah dan frustasi tak sampai sampai,
pukul 5 pagi tampak dari sisi timur gunung, cahaya matahari,
|
Dekat lagi menuju puncak |
tampak warna merah
sedikit orange mulai membelah langit, senyum di wajah kami mulai sedikit
tampak, dan entah kenapa ada semangat yang kembali dari diri kami masing
masing, “ayo sebentar lagi kita sampai puncak” kami saling menyemangati, kami
terus mendaki, 2 teman saya mulai mendaki lebih cepat, sedangkan saya dan 1
teman saya, tetap santai sembari duduk sebentar memandangi pemandangan yang
sangat istimewa hamparan savana dan gunung- gunung mulai tampak, kami terus
mendaki, terus mendaki akhirnya dari kejauhan tampaklah sebuah tiang dengan
bendera merah putih dengan gagah berkibar, rasa lelah sepertinya hilang dalam sekejap
langkah semakin cepat, sampailah kami dipuncak 3676 MDPL, puncak para dewa,
puncak mahameru, puncak tertinggi di pulau jawa dengan perasaan bahagi dan sukses,
|
Puncak mahameru |
senyum dan tawa di wajah
kami masing,sambil saling memberi selamat kepada teman teman, tampak juga kawah
“jonggring saloka” yang tiap enit mengeluarkan gas dan asap dari dalamnya, dan
pemandangan dari sana yang betu betul luar biasa, entah berapa gunung di pulau
jawa yang tampak dari puncak, sawah, kota pantai dan lain lain semua tampak
saat itu dibawah cahaya sunrise, sungguh kau mencintai Tuhan yang menciptakan
Indonesia sebagus ini, ucapan syukur dari teman beberapa kali terucap dari mulut
kami, di dekat taing bendera saya membuka tas yang kami bawa, mengeluarkan
minuman dan makanan ringan yang kami bawa, sambil beristirahat kami
menikmatinya, foto foto pun tak kami lewatkan dipuncak, keren dah pokoknya,
total 7 jam pendakian kami dari Kalimati sampai puncak menembus malam, kemudian
setelah setengah jam lebih kami dipuncak, karena hembusan dingin kami
memutuskan untuk turun, sambil dalam hati berucap “thanks Mahameru semoga kami
bisa kemabali lagi”, meskipun sempat terucap “cukup sekali aja mendaki mahameru
tak sanggup lagi” heheh kata teman sambil bercanda, kami pun mulai turun,
disinilah hal mengasikkan sewaktu turun, karena pasir dan kemiringan lereng
anda bisa turun sambil main prosotan prosotan yihuiiiii,..
tak terasa hanya
satu jam kami sudah sampai di cemoro tunggal, pendakian berjam jam, sewaktu
turun hanya 1 jam hahah sanking asyiknya saya yang duluan sampai ke bawah,
teman teman lainnya menyul dari belakang, kami terus dan turun, cahaya matahari
yang hangat mulai menerpa tubuh kami, akhirnya pukul 9 pagi sampai lagi
dikalimati disambut teman teman yang tinggal di Kalimati, di Kalimati saya dan
teman teman langsung bersih bersih, perasaan lega, dan syukur berangkat dan
turun dengan selamat, saya langsung memakai sleeping bag untuk tidur, karena
mulai lelah dan ngantuk, tak peduli lagi dingin di pagi itu saya langsung
terlelap tidur sampai jam 1 siang teman teman membangunkan saya untuk makan
siang. Setelah makan siang kami briefing sebentar, saya memberi saran kepada
teman teman untuk kembali ke Ranu koumbolo dan menginap disana, sampai besok
pagi baru setelah itu kembali ke Surabaya, seperti yang sudah kami rencanakan
terlebih dahulu, rata rata pendaki pemula melakukan hal seperti tiu, tapi teman
teman kurang setuju, kerna hari minggu harus balik ke kampung halaman, minimal
kami sudah ada di Surabaya sabtu pagi, sedangkan saran saya tadi sampainya
sabtu malam, akhirnya setelah berunding, kami memutuskan untuk lansung pulang,
tak usah menginap di Ranu kumbolo semuanya setuju dengan terlebih dahulu saya
memastikan teman teman benar kuat, dan
semua siap, tanpa menunggu lama kami bersiap dan mulai berangkat dari Kalimati
pukul 2 siang,
|
Sebelum pulang foto dulu :) |
tak lupa kami tak mau jadi pendaki alay yang naik ke semeru
hanya untuk membuang sampah dan meninggalkannya disana, masing masing personil
menyiapkan kantung plastik berisi sampah yang akan kami bawa turun, ada tiga
peraturan pendaki, yaitu:
1.
Jangan tinggalkan apapun selain jejakmu
2.
Jangan ambil
apapun selain foto/gambar
3.
Jangan membunuh apa pun
selain membunuh waktu
kami harus cepat, karena kami
takut malam dalam perjalanan menuju ranu pani, dengan stamina yang tersisa,
kami berjalan sedikit cepat, lagian trak yang kami lalui rata rarat turunan
hanya sedikit pendakian kecil, pukul 15:30 kami sampai di ranu koumbolo, mengisi
persediaan air minum, pendaki mulai ramai disana, hanya beberapa menit kami mulai
berangkat lagi, saya berusaha mengatur waktu istirahat semakin singkat agar cepat
sampai di Ranu pani. Pos demi pos kami lalui, langit mulai gelap sektai pukul 6
sore tampaklah dari kejauhan desa Ranu pani, langkah semakin cepat, sampailah
kami di resort Ranu pani awal kami start sewaktu berangkat, kami semua langsung
menuju warung makan yang ada di depan resort itu, nasi pecal dan telur ceplok
menunya saat itu, rasa lapar dan lelah akhirnya mengiringi kami sampai di ranu
pani, setelah makan, saya melapor ke petugas perizinan, bahwa kami sampai
dengan selamat tanpa kekurangan satu anggota pun, setalah itu kami mencari truk
menuju Malang, sekitar pukul 9 malam kami dapatkan truk, kami berangkat dengan perasaan tak percaya kami sudah ke
semeru, dimana kami semua pendaki pemula dan tanpa guide atau porter, benar
benar nekad, tak lupa ucapan syukur dalam hati, gunung dimana para pendaki
sebagai salah tempat yang tak bisa di lupakan, goodbye semeru, semoga kami bisa
kembali lagi. Semeru oh.. semeru...
PERSONIL
|
Sahat martua Purba |
|
Franky Yonathan Hutauruk |
|
TM Harris Purba |
|
Andro Siregar |
|
Patut Parulian Butar butar |
|
Saya sendiri Elton Kristian Silalahi |